Alap-alap putih Elang Putih

The Javan Eagle population in Halimun mountain is almost extinct, menyusul kerusakan kawasan hutan lindung akibat adanya penebangan liar yang dilakukan masyarakat.

“Saat ini populasi elang jawa yang ada tercatat sebanyak 19 ekor dan sebelumnya mencapai 200 ekor,” kata Petugas Pengendalian Ekosistem Hutan di Kawasan Tanaman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Dede Nugraha, Rabu.

Menurut dia, menyusutnya populasi burung yang dilindungi pemerintah itu disebabkan tanaman hutan yang dijadikan sumber makanan menepis bahkan beberapa titik menghilang akibat adanya penebangan liar.

Saat ini, menurut dia, elang jawa yang ada hanya tersebar di daerah Cikaniki, Blok Wates dan Gunung Endut sekitar kawasan hutan lindung TNGHS.

Oleh karena itu, pihaknya bersama petugas polisi hutan secara berkala terus melakukan monitoring keberadaan elang jawa, sehingga satwa langka itu tidak terancam punah.

Hingga saat ini, lanjut Dede, berdasarkan hasil monitoring di lapangan hanya sebanyak 19 ekor burung elang jawa yang masih berkeliaran di kawasan hutan konservasi TNGHS.

Akan tetapi, satwa langka itu hingga sekarang belum juga berkembang-biak karena adanya kerusakan kawasan hutan taman nasional itu.

Ia mengatakan, untuk mencegah kepunahan elang jawa di kawasan hutan Gunung Halimun-Salak, maka pihaknya selain melakukan pengamanan ketat juga memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan konservasi.

Kawasan hutan lindung TNGHS yang meliputi tiga Kabupaten yakni Lebak, Bogor dan Sukabumi, banyak satwa spesies yang dilindungi pemerintah. Misalnya, elang jawa, owa abu-abu, macan tutul dan lainnya, katanya.

“Kami meminta masyarakat jangan sampai terjadi pemburuan satwa-satwa langka karena akan merugikan anak cucu kita,” ujarnya menambahkan.

Sementara itu, Kepala Seksi Pengelolaan TNGHS wilayah Kabupaten Lebak, Pepen Rachmat, mengemukakan bahwa hingga saat ini spesies elang yang ada di hutan konservasi terdapat sebanyak 16 jenis, diantaranya elang jawa, elang hitam, elang alap-alap nipon, elang brontak, elang perut karet, elang alap-alap tikus, elang besar laut, dan elang alap-alap jawa.

“Spesies elang tersebut tetap dimonitor petugas, agar tidak terjadi kepunahan,” katanya.

Cintai mereka jangan biarkan mereka punah dengan bergabung dengan team cegah satwa punah dot com.

Post a comment or leave a trackback: Trackback URL.

Komentar

  • Joe Mali  On Mei 23, 2008 at 2:45 am

    Di daerah saya Durenan Kabupaten Trernggalek Jawa Timur terdapat deretan gunung dan bukit, dulu sekitar tahun 1985 hutannya masih lumayan bagus dan masih banyak terdapat burung podang,jalak,kacer,kutilang crocok,derkuku,elang jawa coklat kecil,elang jawa coklat sedang,elang lurik,jenis elang jawa coklat besar(sebesar ayam jago) dan burung-burung lainnya (emprit,citho,prenjak merah dan krem,dengkek buto dan dengkek urang/pemakan ikan). Bahkan di tanah-tanah pekarangan dekat rumah masih banyak berkeliaran burung-burung tersebut karena juga masih banyak terdapat pepohonan yang besar dan rimbun. Mulai sekitar tahun 90-an burung-burung tersebut sudah hampir punah dan yang ada sekarang hanya tinggal beberapa burung derkuku,prenjak,citho, dengkek buto dan urang,saat-saat tertentu elang jawa coklat sedang dan kutilang. Saya sudah berusaha semampu saya memberi wawasan pada lingkungan sekitar untuk bersama menjaga kelestarian flora dan fauna, tapi hanya sedikit yang bisa menerimanya. Saya ingin burung_burung itu dilindungi secara undang-undang atau perda setempat, bagaimana caranya? mohon bantuannya.

Tinggalkan komentar